Popular Post

Archive for April 2014

musim dingin

By : reitza haikal

Winter in JapanSama dengan negara-negara 4 musim lainnya ketika musim dingin, musim dingin di Jepang sangatlah indah, terlebih lagi apabila turun salju dan menutupi jalan raya dan pepohonan. Keadaan musim dingin di Jepang tiap daerah mungkin berbeda, hal ini dikarenakan letak geografisnya.  Pada akhir November angin musiman yang dingin menerpa Jepang yang menyebabkan hujan dan salju khususnya di daerah bagian barat Jepang. Daerah Hokuriku (Prefektur Fukui, Ishikawa, Toyama, dan Niigata) yang terpisah dengan bagian lainnya oleh pegunungan dan dikenal sering hujan salju deras ketika musim dingin. Apabila terjadi hujan salju yang deras, maka memungkinkan daerah-daerah itu tertutupi salju hingga setebal 2-3 meter, ketinggian yang cukup untuk menutupi atap rumah. Suhu di pulau Hokaido, pulau yang terletak paling timur di Jepang dan memang sudah dingin sepanjang tahun akibat letak astronomisnya, bertambah dingin di musim ini. Rata-rata suhunya dapat mencapai -4 derajat Celcius. Hal ini mengakibatkan tidak jarang terjadi badai salju di daerah ini. Berbeda dengan daerah-daerah di Jepang yang mengahadap lautan pasifik, pada musim dingin suhu relatif lebih ringan, Misalnya di Tokyo yang rata-rata suhunya sekitar  derajat Celcius.
OdenDi Jepang, musim dingin merupakan saat yang tepat untuk menikmati makanan khas yakni Oden. Oden  adalah sejenis sup yang berisi macam-macam didalamnya seperti bakso, ikan, telur rebus, lobak (daikon) dan konnyaku. Oden biasanya dimasak di dalam mangkuk berukuran besar dan diiletakkan di tengah meja untuk dimakan bersama-sama. Nabeyaki udon juga termasuk dalam makanan populer karena dapat menghangatkan tubuh sewaktu musim dingin. Selain udon, labu Jepang atau kabocha juga termasuk pilihan yang menarik untuk dijadikan santapan. Buah labu dipercaya berkhasiat dapat mencegah flu saat musim dingin. Kabocha sering sekali diolah lain menjadi tempura.
Musim dingin di Jepang bukan menjadi waktu untuk bermalas-malasan, namun dapat dimanfaatkan untuk diisi hal yang mengasikkan. Banyak hal yang dapat dilakukan, seperti misalnya pergi ke onsen (sumber air panas) untuk menghangatkan tubuh atau pergi bermain ski di pegunungan salju. Salju musim dingin sangat dinantikan oleh penggemar olahraga ski dan snowboard. Ski menjadi olahraga populer dibanding olahraga musim dingin lain. Setiap tahun jutaan orang menikmati olahraga ini. Tahun 1996, didapatkan data sebanyak 16,1 juta orang Jepang menganggap ski adalah olahraga favorit mereka. Jumlah pemain ski semakin bertambah hingga 4 juta orang sejak tahun 1998. Salah satu tempat bermain ski yang terkenal di Jepang berada di daerah Hakuba, Nagano. Selain ski, untuk menghabiskan waktu liburan musim dingin yang singkat, orang Jepang sering pergi menginap di penginapan tradisional ryoukan atau mishuku. Di sana disediakan onsen terbuka dimanaa mereka dapat bersantai menghangatkan badan dan menikmati pemandangan salju indah untuk melepas stress.
Onsen

Jepang memang terkenal dengan festivalnya, di musim dingin pun Jepang mengadakan beberapa festival menarik. Salah satu festival itu yakni Sapporo Yuki Matsuri yang merupakan festival musim dingin di Jepang. Setiap tahunnya festival ini berhasil menarik pengunjung lebih dari 2 juta orang, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Banyak orang ingin menyaksikan ratusan patung salju maupun pahatan es yang menghiasi di taman Odori, lapangan di Satoland, dan jalanan di Susukino. Selama 7 hari di bulan Februari festival dan pameran patung akan menghibur memanjakan mata anda. Mengenai festival ini, pertama kali diadakan tahun 1950 oleh 6 orang siswa SMA yang mengadakan lomba pahat salju kecil kecilan, karena dianggap menarik maka semakin lama banyak anak-anak yang ikut berpartisipasi. Tahun 1955 pasukan beladiri Jepang ikut meramaikan dengan membuat pahatan es raksasa yang akhirnya membuat festival ini terkenal. Tidak hanya pahatan es, namun dalam festival ini pengunjung dapat juga menikmati pertunjukan musik, kembang api, seluncur es, dan perang bola salju bersama-sama. 

Festival Salju Sapporo
Selain di Sapporo, di kota Ashikawa, Hokaido juga diselenggarakan festival di awal Februari. Meskipun tidak sebesar dan semeriah di Sapporo tetapi cukup menarik bagi pengunjung, khususnya yang tidak menyukai keramaian berlebihan. Selain pahatan es yang gemerlap di malam hari, pengunjung juga dapat menyantap ramen khas Ashikawa yang terkenal di seluruh Jepang. Bagi yang ingin menikmati musim dingin yang lebih tradisional, pengunjung dapat pergi ke festival musim dingin di Iwate. Festival yang menyatukan nuansa tradisional modern yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Di sana pengunjung bisa melihat tarian dan mendengar musik tradisional Jepang yang dipertunjukkan di atas perahu terapung. Di tiap bagian utara Jepang hampir dapat kita jumpai festival atau perayaan musim dingin. Bahkan hingga desa-desa kecil di Hokaido, para penduduk meramaikan dengan semacam perayaan bila salju mulai menumpuk. Musim salju yang bertepatan dengan peringatan Natal dan juga Tahun Baru dapat menambah kemeriahan musim dingin di Jepang.
Festival Salju di Iwate  
Musim dingin di jepang (winter)

Winter(冬:[huyu]) adalah musim keempat di Jepang. Musim dingin ini dimulai pada bulan  Desember sampai Februari. Jepang bagian utara seperti Hokaiddo akan terjadi salju, begitu juga daerah-daerah pegunungan disekitarnya. Sedangkan di jepang bagian selatan akan merasakan cuaca yang nyaman dan hangat. Sedangan dibagian tengah, termasuk Tokyo cuacanya juga nyaman dengan hawa dingin dengan sinar matahari yang menghangatkan, namun di Jepang bagian tengah terkadang juga terjadi salju.
sculpture ice in sapporo
(Sculpture Ice) 

sculpture ice in sapporo
(Sculpture Ice)
Di jepang bagian utara, terutama di Sapporo, kita bisa menikmati salju yang melimpah. Selain itu disana juga ada berbagai macam kegiatan yang bisa kita lakukan, misalnya saja skating (itu lho yang meluncur dari gunung). Tapi, ada yang lebih penting lagi kalau berbicara mengenai musim dingin di daerah Sapporo, yaitu festival Sapporo, yang merupakan salah satu festival musim dingin terbesar di Jepang. Setiap musim dingin, sekita 2 juta orang datang ke Sapporo untuk melihat salju yang sangat indah dan pahatan es yang berjejeran sepanjang Odori Park.Selama 7 hari pada bulan Februari, Sapporo berubah menjadi taman impian musim dingin dengan saljunya.
white_illuminations_odori_park_sapporo_hokkaido_japan.jpg
(Odori Park in Sapporo, Hokaiddo)
 

musim gugur

By : reitza haikal
Autumn in Japan

Musim Gugur atau Autumn(秋:[aki]) Season, merupakan musim ketiga setelah Musim Panas(Summer). Dimulai dari bulan September hingga November.
Setelah merasakan panasnya Summer ^_^, kita bisa menikmati nyamannya lingkungan sekitar, karena pada musim Gugur ini suhu udara sudah turun. Bersamaan dengan para petani di jepang yang memanen hasil jerih payaknya yang dimulai pada musim panas kemarin (tepatnya musim dingin), ada yang panen padi, sayur-sayuran, buah-buahan dan lain sebagainya.
Dan hal yang paling dinanti-nantikan ketika musim gugur datang ialah berjatuhannya daun-daunan yang berwarna-warni. Ada yang berwarna merah, kuning, sampai warna orange. Lokasi-lokasi yang menjadi favorite untuk menyaksikan bergugurnya dedaunan tersebut ada di Nikko, Kamakura, Hakone, dan tak lupa Kyoto yang murupakan pusatnya negara jepang.
Toyo in Tokyo

Pada musim ini, juga ada banyak event-event maupun festival-festival yang diselenggarakan, misalnya pada Hari Senin pada minggu kedua di bulan Oktober yang merupakan hari libur nasional yang disebut "taiiku-no-hi" (Hari Kesehatan dan Olahraga), dimana berbagai macam kegiatan olahraga diselenggarakan pada saat itu. Dan dijepang festival olahraga sendiri disebut dengan "undou-kai" yang biasa diadakan oleh sekolah ataupun sebuah kota.
Undou-Kai Sport Festival
(Undou-kai)
Selanjutnya pada tanggal 3 November ada Hari Budaya yang dikenal dengan "bunkano-hi", dimana pada saat tersebut diselenggarakan banyak jenis festival-festival ataupun acara lainnya yang menyangkut seni dan tradisi bangsa jepang.
Ada juga kegiatan yang cukup unik, yaitu "shichi-go-san" yang diadakan tanggal 15 November. Kegiatan ini adalah salah satu tradisi bangsa jepang untuk anak-anak berusia tujuh, lima dan tiga tahun. Meskipun bukan hari nasional, tradisi tersebut cukup penting bagi sebuah keluarga dijepang. Anak-anak bersama dengan keluarganya pergi ke kuil dan kemudian berdoa untuk kesehatannya dan pertumbuhannya, dimana sang anak memakai pakaian yang indah/bagus, seperti Kimono.
Shichi-go-san
(Shichi-go-san)
Selain kegiatan-kegiatan diatas, kita juga bisa menikmati berbagai macam makanan, karya seni rumah tangga dan lain sebagainya bila dijepang.
Musim gugur atau aki adalah musim yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang di Jepang. Musim gugur adalah musimnya festival, dimana banyak sekali festival yang diselenggarakan di musim ini. Tak heran jika orang jepang menyebut musim gugur sebagai musim yang ditunggu-tunggu oleh mereka. Musim gugur yang jangka waktunya relatif panjang berkat bujur geografisnya yang memanjang dari utara ke selatan membuat orang-orang di Jepang bisa menikmati anugerah keindahan musim gugur ini.

 
Indahnya suasana musim gugur di Jepang

Perayaan musim gugur banyak dilakukan pada bulan Oktober, namun ada daerah yang mengedakannya pada bulan September atau November. Perayaan musim gugur merupakan perayaan tanda terima kasih atas banyaknya panen yang diperoleh. Oleh karena itu, padi dipersembahkan kepada dewa atau disebarkan di depan kuil. Banyak pula daerah yang mengeluarkan omikoshi. Omikoshi adalah kuil-kuil mini yang dipikul bersama-sama.
 
Omikoshi

Anak-anak muda memikul omikoshi seirama menapaki jalan sambil berteriak dengan suara keras, "Wasshoi!, Wasshoi!". Dalam lingkungan kuil bermacam-macam warung kecil didirikan. Anak-anak bergembira membeli dagashi (kue manis dan murah yang terbuat dari tepung terigu, padi-padian, dll) dan main di sana.

 
Suasana saat memikul omikoshi

 
Dagashi 

Bagaimana ? Sangat menarik bukan? Tentunya pasti akan membuat kita jadi ingin ke Jepang untuk menikmati indahnya suasana saat musim gugur dan perayaan-perayaan yang diselenggarakan di sana.
 

festival musim semi

By : reitza haikal

Festival “Setsubun”

Setsubun adalah nama perayaan sekaligus istilah yang digunakan di Jepang untuk hari sebelum hari pertama setiap musim. Dalam satu tahun terdapat 4 kali hari pertama setiap musim: risshunrikkarishū, dan rittō. Istilah “setsubun” sekarang hanya digunakan untuk menyebut hari sebelum risshun (hari pertama musim semi) sekitar tanggal 3 Februari, sedangkan hari-hari setsubun yang lain sudah terlupakan.
Kebiasaan-kebiasaan yang sering di lakukan pada saat “Setsubun”

Melempar kacang

Pada saat setsubun melempar kacang adalah hal yang biasa.Kacang yang di gunakan adalah kacang kedelai yang sudah disangrai matang.Kemudian kacang tersebut di lemparkan kepada para pemain “oni”atau setan.Kacang ang di lempar jumlahny haruslah sama dengan usia yang di lempar atau oniTradisi melempar kacang melambangkan keinginan bebas dari penyakit dan selalu sehat sepanjang tahun.

Makan sushi

Tak hanya mlempar kacang tetapi saat perayaan Setsubun masyarakat Jepang juga memakan sushi.Sushi dimakan tanpa berhenti sambil menghadap ke arah mata angin tempat bersemayam dewa keberuntungan untuk tahun tersebut. Sushi dipegang dengan kedua belah tangan dan orang yang sedang makan dilarang berbicara sampai sushi habis dimakan.



“Hinamatsuri” (part 2)

Hinamatsuri atau festival boneka adalah di selenggarakan pada tanggal 3 maret. Pada hari ini,para keluarga berdoa untuk anak gadis mereka sukses dan bahagia.Pada hari ini boneka-boneka di pertunjukkan di rumah bersama dengan pohon maupun buah pir.Boneka pada perayaan ini memakai pakaian yang di percaya dapat memindah kesialan ke boneka tersebut dan lalu terkurung selamanya     di dalam boneka.Pada perayaan ini,biasanya masyarakat Jepang meminum sake dan sushi chirashi.


“White Day”

Bagi para pria,sudahkah kalian menerima coklat????
jika iya,maka ini adalah saatnya kalian harus membalas coklat yang di berikan kepada kalian,yaitu dengan membalas coklat tersebut
Seperti di Jepang,terdapat hari di mana semua laki-laki baik tua maupun muda di Jepang membalas coklat yang telah di berikan kepada mereka.Hari itu adalah “White Day”
White Day atau yang dalam bahasa Indonesia Hari Putih adalah hari memberi hadiah untuk wanita yang telah memberinya coklat maupun tidak.Hari ini jatuh pada tanggal 14 Maret.
Tidak seperti valentine’s day,perayaan ini berasal dari Jepang dan bukan tradisi Eropa atau Amerika.Biasanya para lelaki Jepang memberi hadiah berupa marshmallow atau permen kemudian hadiah itu di berikan sebagai balasan atas hadiah cokelat yang diterima pria sebulan sebelumnya di Hari Valentine.Hadiah tersebut berkembang dari zaman ke zaman,seperti pada zaman sekarang,hadiah yang diberikan untuk wanita dapat berupa bunga, saputangan, perhiasan, atau barang-barang lain yang disukai wanita.
Paerayaan ini pertama kali dirayakan tahun 1980 di Jepang, perayaan ini sekarang juga dirayakan di negara Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Indonesia. Perayaan Hari Putih berawal dari strategi koperasi produsen permen Jepang yang ingin meningkatkan penjualan permen. Bahan baku permen adalah gula yang berwarna putih sehingga disebut Hari Putih. Ide perayaan diambil dari “Hari Marshmallow” yang merupakan acara promosi kue marshmallow Tsuru no ko yang diadakan toko kue di kota Fukuoka.
    

“Hanami (Ohanami)”

Pada saat musim semi di Jepang ketika semua bunga-bunga semua bermekaran ada 1 acara yang sangat di nanti oleh masyarakat Jepang yaitu Hanami atau ohanami yang jika di artikan dalam bahasa Indonesia artinya adalah “melihat bunga”.Hanami adalah tradisi masyarakat Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura.
Pohon sakura mekar di Jepang dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido).Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.


 

Festival “Aoi Matsuri”

Aoi Matsuri (葵祭?) adalah festival musim semi yang dilangsungkan setahun sekali pada bulan Mei di Kyoto, Jepang. Puncak perayaan adalah prosesi Rotō no gi (upacara di jalan) yang berlangsung 15 Mei di dalam kota Kyoto.
Prosesi Rotō no gi merupakan iring-iringan pejabat istana yang menuju Kuil Shimogamo dan Kuil Kamigamo untuk membawa pesan dan persembahan dari kaisar. Para peserta prosesi festival ini mengenakan pakaian berwarna-warni seperti dikenakan kalangan bangsawan Jepang di zaman Heian. Tak lupa para wanita dan anak-anak peserta iring-iringan memakai rias wajah yang tebal seperti tata rias panggung.
Festival ini dimulai dari Istana Kyoto (Kyoto Gosho) menuju Kuil Kamigamo dengan melewati Kuil Shimogamo. Puncak prosesi adalah barisan wanita pengiring bintang prosesi yang disebut Saiō-dai.Festival ini di akhiri dengan penyerahan persembahan di Kuil Shimogamo dan Kuil Kamigamo.


About these ads

pidato

By : reitza haikal
Salam pembuka :
Asalamu’alaikum Wr. Wb.

Mukadimah (boleh ada boleh tidak):
Bismillah Alhamdulillah Lahaula Wala Kuata Illa Billa Ama Ba’du

Sapaan penghormatan :
Yang terhormat Dewan Juri
Yang saya hormati Guru Pendamping
Tak lupa  Peserta Lomba yang berbahagia
           
Ucapan puji syukur dan shalawat salam. Untuk shalawat salam boleh ada boleh tidak :
Marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada kesempatan kali ini kita dapat berkumpul dalam acara Lomba Bulan Bahasa Tingkat Kota Pekalongan Tahun 2010.
            Tak lupa sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan syafaatnya di zaman akhir nanti. Amien..amien Ya Robbal Alamien.

Isi
Paragraf  pembuka : 
Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …
            Perkenankanlah saya pada kesempatan kali ini menyampaikan uraian pidato yang bertema Negeriku Indonesia, Surga Warisan.

Isi
Paragraf isi :
            Enam puluh lima tahun sudah sangsaka merah putih berkibar di bumi persada tercinta. Cucuran darah dan air mata mewarnai perjuangan para pahlawan bangsa demi marebut kemerdekaan. Kala itu semboyan kita adalah “merdeka” atau “mati”.
            Tatkala kemerdekaan telah berada di tangan, gegap gempita, suka cita, bergemuruh di dada rakyat Indonesia. Tujuh Belas Agustus Seribu Sembilan Ratus Empat Puluh Lima tersemat sebagai hari keramat bagi bangsa Indonesia. Indonesia merdeka. Dada membusung, kepala mendongak, citra negeri terangkat.
            Kebanggan akan keanekaragaman suku dan budaya yang tiada tandingannya. Kebanggaan akan negeri yang subur  nan elok, sarat oleh kekayaan alam yang melimpah ruah. Pesona negeri ini pun menebar harum ke penjuru dunia.
            Negeri yang menghijau dari daratan Aceh hingga pegunungan di Merauke. Negeri yang keindahan lautnya menyebar dari selat Malaka, ke laut Jawa, hingga laut Banda. Negeri yang kandungan alamnya menyebar dari ujung Caltex (Riau) ke kandungan minyak di Blog Cepu, hingga Freeport (emas dan tembaga) di kaki bukit Jaya Wijaya Papua.
            Negeri yang subur akan beragam tanaman (janggung, padi, kacang, kedelai, cengkeh, pala, kopi, kelapa) tersebar dari ujung Pulau We sampai perbatasan Papua Newguine. Negeri yang mengundang decak kagum penghuni negara lain di seantero belahan dunia.
            Hadirin yang saya hormati …
Inilah Indonesiaku, surga warisan. Negeri yang teramat kucinta meskipun semua kebangaan, keindahan, dan segala pesonanya itu hanya merupakan puing-puing masa lalu yang terlanjur menjadi dongeng sebelum tidur. Kini, surga itu telah hilang ditelan amukan zaman dan murka sang waktu.
Sungguh ironis, bangsa Indonesia seakan tidak sanggup bangkit dari keterpurukan. Satu per satu budaya dan aset bangsa dicuri dan diakui bangsa lain. Perlahan-lahan semua kekayaan alam kita dipreteli dan kehidupan anak  bangsa dimarginalkan bertahun-tahun. Bukan hanya oleh kaum imperialis tetapi oleh pengkhianat-pengkhianat bangsa yang tega menjual aset-aset bangsanya sendiri.
Masya Allah, Indonesiaku sayang, Indonesiaku malang. Ingatkah kita, para ulama sering mengatakan bahwa hubbul wathân minal iman. Cinta tanah air itu sebagian dari iman. Apakah iman masyarakat Indonesia sekarang ini mulai terkikis seiring derasnya arus globalisasi?
Rekanku pelajar yang budiman …
Sebagai generasi muda harapan bangsa, menjadi sosok yang pintar saja tidaklah cukup. Akhlak mulia dan budi pekerti luhur sangat dibutuhkan untuk mewujudkan suatu dunia peradaban yang adil dan sejahtera. Negeri kita membutuhkan generasi-generasi yang dapat mencintai tanah airnya dengan sepenuh hati. Tanpa pamrih membangun surga warisan ini demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Surat (Al-Baqoroh: 257) yang berbunyi :


Artinya “Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)”
Negeri kita membutuhkan orang-orang yang berilmu dan beriman. Hanya generasi yang berilmu dan beriman yang dapat menyelamatkan dunia peradaban Indonesia dari carut-marut kezaliman dan keangkaramurkaan.

Isi                        
Paragraf Penutup
Marilah rekan-rekanku kita belajar giat agar menjadi generasi yang berilmu. Sebagai tiang utama adalah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, Tuhan YME perlu ditingkatkan. Keduanya harus saling selaras mengisi rongga kehidupan kita sebagai penuntun dan pedoman untuk menjadi manusia yang lebih baik yang akan membawa nahkoda negeri ini ke arah yang lebih baik pula.
Demikianlah uraian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga memberikan manfaat. Kurang lebihnya saya memohon maaf.

Salam Penutup
Bilahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

biodata

By : reitza haikal
Nama lengkap :muhammad reza haikal
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 24 Mei 1992
Alamat Lengkap : Jalan moh kafi 2 rt03 rw 05
Agama : islam
Status perkawinan : Belum Nikah
Tinggi Badan : 170 cm
Warna Kulit : Sawo Matang
Kewarganegaraan : Indonesia
saya di ibarat kan seperti pedang samurai mempunyai sisi mata pedang ada dua ada yang tajam dan tidak

Tradisi Musim Panas di Jepang

By : reitza haikal
Mengenal Tradisi Musim Panas di Jepang
Musim panas di Jepang berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus. Di mana-mana masyarakat mengadakan matsuri (festival) musim panas. Festival musim panas disebut Tanabata.
Setiap wilayah di Jepang merayakan Tanabata dengan ciri khas masing-masing. Tetapi pada dasarnya adalah untuk merayakan pertemuan Putri Shokujo/Orihime (personifikasi bintang Vega) dengan Pangeran Kengyu/Hikoboshi (personifikasi bintang Altair) pada malam tanggal 7 Juli. Sedangkan festival Tanabata yang diadakan di daerah pertanian lebih dimaksudkan untuk pensucian diri dalam rangka untuk persiapan menjelang festival Obon.
Menjelang festival Tanabata, tiap orang menyiapkan hiasan tanzaku yang digantungkan pada dahan pohon bambu. Tanzaku adalah guntingan kertas 5 warna (merah, biru, kuning, putih dan kuning muda) yang berisi tulisan puisi pendek. Namun biasanya orang menuliskan permohonan atau cita-cita dengan harapan dapat dikabulkan oleh dewa yang akan turun dari langit. Dulu, kaum wanita khususnya remaja puteri berdoa agar mereka diberi ketrampilan seni kerajinan tangan seperti Puteri Orihime. Selain tanzaku ada pula untaian pita-pita untuk melambangkan benang tenun Puteri Orihime, yang digantungkan pada bola kertas. Festival Tanabata yang terbesar di Jepang adalah Sendai Tanabata pada tanggal 6 Agustus.
Liburan musim panas termasuk liburan panjang. Sekolah-sekolah libur mulai tanggal 22 Juli hingga 31 Agustus. Selama liburan musim panas, sekolah mengadakan acara berenang di kolam sekolah selama 2 minggu bagi tiap kelas yang dilakukan secara bergilir. Pada liburan musim panas, kolam renang umum dibanjiri pengunjung. Demikian pula area perkemahan, pantai dan pegunungan. Termasuk gunung Fuji/Fuji-San/Fujiyama yang selalu dipenuhi para pendaki setiap musim panas tiba. Kebetulan saya juga pernah sampai ke puncaknya. Sampai 2 kali malah..
Puncak liburan musim panas adalah sekitar minggu kedua bulan Agustus dimana kantor-kantor memberikan cuti Obon bagi tiap pegawai. Ada yang hanya 4 hari, tapi ada juga yang sampai 2 minggu.
Obon berasal dari bahasa India kuno yaitu Uranbana yang berarti penderitaan yang tak tertahankan dari seseorang di alam baka akibat digantung terbalik. Menurut kepercayaan agama Buddha, bila kita membayangkan nenek moyang atau keluarga/kerabat kita yang sudah meninggal menderita seperti itu, maka kita wajib untuk berdoa agar mereka diberi keringanan atas penderitaannya.
Saat  Obon, berbagai acara diadakan seperti Bon-odori (tarian Obon), Hanabi-taikai (pesta kembang api) dll.

Secara resmi, Obon diperingati pada tanggal 13 hingga 16 Agustus. Seperti di Indonesia, orang-orang pulang kampung untuk menengok orang tua, keluarga atau kerabat sehingga terjadi “Obon-rush”, dimana jalan-jalan macet, kereta listrik, bus, pesawat penuh penumpang. Tapi akhir-akhir ini orang Jepang mulai suka merayakan Obon dengan pergi berlibur ke luar negeri.
Menurut sejarah, Obon mulai dirayakan pada tahun 606 di kalangan keluarga Kaisar Tenno. Namun mulai jaman Heian-Kamakura-Edo, Obon dirayakan secara meluas di kalangan masyarakat umum. Saat itu orang-orang mengunjungi sanak saudara atau kerabat dengan membawa bingkisan. Mirip dengan yang dilakukan orang Indonesia, khususnya di daerah pedesaan saat Lebaran. Perilaku ini disebut Bonrei yang berarti ucapan terima kasih kepada leluhur atau orang yang dihormati. Saat ini bonrei lebih dikenal dengan o-chuugen (bingkisan pertengahan tahun). Biasanya menjelang Obon orang Jepang mengirim o-chuugen kepada kerabat maupun atasan mereka.
http://www.AsianNetBisnis.blogspot.com 
Di Jepang, terdapat banyak jenis festival musim panas yang terkait dengan budaya dan adat tradisional, jumlahnya tidak terhitung. Di postingan kali ini, kami akan memperkenalkan beberapa festival besar dan terkenal untuk pariwisata Jepang.
Bagi teman-teman Jepang: Silahkan saling berbagi informasi kepada teman-teman Indonesia mengenai festival-festival lokal yang menarik dari daerah kalian.
  • Tiga festival musim panas terbesar di Tohoku 
    Festival musim panas diselenggarakan di berbagai daerah di perfektur Aomori pada awal bulan Agustus. Festival ini pertama kali diselenggarakan pada abad ke 18.
Dua festival yang terkenal adalah Aomori Nebuta dan Hirosaki Neputa yang juga tercatat sebagai “Important Intangible Cultural Heritage” pada tahun 1980.
Nebuta adalah 3 dimensi sedangkan Neputa berbentuk kipas dimana bagian depan disebut dengan Kagami-E dan bagian belakang disebut Miokuri-E yang dihias dengan lukisan.
    Festival Akita Kantou diselenggarakan di kota Akita, Perfektur Akita pada tanggal 3-6 Agustus. Festival ini memiliki sejarah lebih dari 250 tahun yang lalu.
Bentuk dari Kantou menyerupai batang padi dimana lentera-lentera dirangkai seperti jerami dengan serangkaian padi. Orang-orang membawa Kantou di dahi, di pundak atau pinggang sambil berdoa untuk panen yang melimpah. Jenis Kantou Owaka adalah yang terbesar dengan 46 lentera dan beratnya kira-kira 50kg.             
    Festival Tanabata di Sendai
Festival budaya Tanabata di kota Sendai, Perfektur Miyagi adalah festival Tanabata terbesar di Jepang. Festival ini diselenggarakan pada awal bulan Agustus (bulan Juli pada kalender Qamariyah).
Festival ini mulai terkenal pada abad ke 16 yang dipelopori oleh raja feudal Date Masamune. Hiasan yang dipakai saat ini berasal dari gaya Edo. Festival ini diselenggarakan untuk memanggil arwah Dewa Ladang Padi.
Dalam sejarah festival Tanabata, terdapat legenda sebuah cerita cinta antara Ori-hime dan Kengyu, mereka hanya bisa bertemu sekali dalam setahun yaitu pada hari Tanabata.
                 

  • Tokyo
Hal yang paling menarik di Tokyo adalah menara penyiaran tertinggi di dunia “Tokyo Sky Tree” dan pesta kembang api di sungai Sumida.
  • Kyoto
Gion Matsuri adalah festival musim panas kuil Yasaka yang merupakan salah satu festival terbesar di Jepang selain Osaka Tenjin Matsuri dan Tokyo Kanda Matsuri. Festival ini memiliki sejarah yang panjang dari 1,100 tahun yang lalu dan pastinya sangat mengagumkan.
  • Osaka
Tenjin Matsuri telah menyebar luas dari Kuil Tenjin atau TenmanGu ke seluruh Jepang. Festival ini dirayakan untuk Sugawara Michizane yang dinobatkan sebagai Dewa Pengetahuan (God of Studies).
Osaka Tenman-gu adalah kuil ternama dan menyelenggarakan festival ini sekitar tanggal 25 Juli bertepatan dengan hari kematiannya. Festival ini juga memiliki sejarah yang panjang kira-kira lebih dari 1,000 tahun yang lalu.  
  • Shikoku
   Pulau Shikoku terdiri dari 4 perfektur yaitu Tokushima, Kagawa, Ehime dan Kochi. Terdapat banyak sekali festival musim panas di Pulau Shikoku ini dan hampir semua festival ini memiliki potensi yang bagus untuk pariwisata.
Tokushima Perfektur (dulu disebut Awa) adalah tempat lahirnya tari Awa “Awa Odori” yang termasuk dalam festival BON. Sejarah festival ini ada sejak 400 tahun yang lalu biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus, khususnya di kota Tokushima, penyelenggara Awa Odori terbesar kemudian menyebar ke seluruh area di Jepang. 
Tim Odori (tim tarian) disebut sebagai Ren. Ada banyak sekali tim Ren, baik penonton maupun penari sama-sama bersemangat dan menyukai festival Awa Odori ini.
   Yosakoi Matsuri adalah festival musim panas yang diselenggarakan di Perfektur Kochi (dulu disebut Tosa) pada tanggal 9-13 Agustus di kota Kochi..
  • Kyushu & Okinawa
    Di Kyushu juga terdapat banyak fesitval musim panas. Berikut kami perkenalkan satu festival yang paling membangkitkan semangat yaitu Kokura Gion Daiko. Festival ini diselenggarakan pada bulan Juli di Kota Kita Kyusyu, Perfektur Fukuoka. Festival ini pertama kali digelar pada tahun 1618 kira-kira 390 tahun yang lalu. Festival besar lainnya di Fukuoka yaitu Hakata Gion Yamagasa dan Tobata Gion Ooyamagasa.    
    Festival untuk menyambut pulangnya roh nenek moyang pada bulan Juli di Okinawa. Anak-anak muda menari dan memukul drum sambil meneriakkan “Ei-Sa-“. Festival semacam ini juga diselenggarakan di negara lain di Asia.
Terdapat banyak sekali festival di Jepang yang belum kami sebutkan, namun kami akan mengupasnya di artikel yang akan datang.
Sepanjang tahun di Jepang dipenuhi dengan festival-festival yang menarik. Kita tentu telah sangat akrab dengan banyaknya hari libur di Indonesia. Di Jepang kita akan menjumpai jumlah hari libur yang kurang lebih sama banyaknya. Sebagian besar hari libur itu adalah untuk memperingati festival yang secara rutin digelar tiap tahun secara turun temurun, yang slah satunya adalah festival musim panas. Sebuah perpaduan yang sangat indah antara masa lampau dengan masa kini, manakala melihat rombongan gadis berkimono melenggang di tengah rimbunan gedung pencakar langit, dan ribuan orang berjas rapi di kawasan kota Tokyo.
9. Festival musim panas di  jepang
1. Tanabata
Asal-usul festival ini sangat menarik untuk diceritakan, bermula di Tiongkok dan diperkenalkan kepada masyarakat Jepang pada jaman Nara. Kisahnya bermula pada cerita cinta dua manusia bernama Altair (Hikoboshi) dan Vega (Orihime), bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra
Hikoboshi adalah seorang penggembala sapi, sedangkan Orihime adalah seorang putri yang memiliki kepandaian menenun. Mereka menelantarkan pekerjaan mereka karena cinta tersebut, dan hal ini membuat Raja Langit marah sehingga memisahkan mereka berdua menggunakan sungai Amanogawa. Orihime dan Hikoboshi hanya dapat bertemu pada malam ketujuh bulan ketujuh setiap tahunnya, melewati sebuah jembatan ajaib. Jika pada malam tersebut terjadi hujan, sungai yang memisahkan mereka akan meluap dan mereka harus menunggu hingga tahun depan untuk kembali bertemu.
Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah menulis tanzaku, permohonan dan impian yang dituliskan di atas selembar kertas atau potongan kayu dan digantungkan pada batangan bambu. Setelahnya, permohonan-permohonan ini akan diapungkan di sungai atau dibakar pada tengah malam, dengan tujuan agar segala sesuatu yang buruk segera berlalu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak turun
2. Hanabi (Kembang api)
Perayaan khas di musim panas, bermula dari zaman Edo (1600-1868). Merupakan pesta kembang api yang diadakan di seluruh wilayah Jepang pada pertengahan bulan Agustus. Selain itu, ada juga permainan-permainan seru seperti menangkap ikan mas koki menggunakan kawat berlapis kertas tipis, dan banyak kedai-kedai yang menjual berbagai macam makanan seperti permen apel, manisan, dan lain-lain. Di sekitar tempat dimana berlangsung pesta kembang api terdapat berbagai kios-kios hiburan yang menyediakan makanan, minuman, permainan anak tersebut. Mereka datang bersama keluarga, sebagian ada yang mengenakan yukata (kimono dari katun, sederhana) sambil membawa kipas kertas pengusir udara panas di musim panas.
3. O-Bon
Merupakan peristiwa keagamaan Budhis dimana setiap keluarga di Jepang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut datangnya arwah para leluhur yang tinggal untuk beberapa hari lamanya di rumah mereka. Sejumlah penerangan api yang dipasang di sekitar rumah merupakan sambutan selamat datang. Selama masa O-bon, keluarga meletakkan sesajen buah-buahan dll, di meja sajen. Di beberapa daerah juga, dilakukan tarian massal O-bon dengan iringan sejumlah instrumen musik tradisional seperti tambur taiko, sruling, dll dengan irama yang dinamis. Sebagai penutup perayaan, dilakukan pelarungan lentera-lentera kecil berwarna-warni di sungai terdekat secara beramai-ramai
4. Tsukimi
Merupakan pesta menikmati indahnya bulan purnama di musim panas sekitar pertengahan bulan Agustus. Di Jendela dimana terlihat bulan purnama, diletakkan sesajen khusus. Hal ini sebenarnya merupakan wujud pemujaan alam oleh masyarakat pertanian untuk memperoleh panen yang berlimpah
5. Hakata Gion Yamakasa (1-15 Juli) di Hakata (prefektur Fukuoka)
Perayaan ini dimulai sejak zaman Kamakura (1185-1333), dalam rangka mengusir bencana penyakit. Kuil-kuil kecil (Shinto) gotongan (O-mikoshi) diarak beramai-ramai, beriringan dengan kendaraan-kendaraan hias yang disebut Kazari Yamagasa dengan boneka-boneka besar yang menggambarkan tokoh-tokoh legenda atau sejarah
6. Tenjin Matsuri (24-25 Juli) di Osaka
Merupakan salah satu festival besar dan terkenal di Jepang, dimulai sekitar tahun 1000. Ribuan orang berarakan menggotong kuil-kuil kecil o-mikoshi dari kuil Temmangu ke Jembatan Tenjin, kemudian naik perahu-perahu hias dan selanjutnya dilakukan pesta kembang api
7.Awa Odori  (12-15  Agustus,mulaisenja)
Merupakan bagian dari perayaan O-bon dalam rangka menyambut dan mengantarkan kembali arwah para leluhur. Tarian massal ini konon dimulai lebih dari 400tahun yang lalu, dan dewasa ini diikuti oleh ratusan ribu peserta yang menari berirama dengan iringan alat music tradisional shamisen, tambur, seruling, dan lonceng. Biasanya ada pembimbing tari yang memimpin agar para peserta dapat menari secara sinkron
8. Akita Kanto Matsuri (3-6 Agustus, mulai jam 7 malam) di kota Akita
Merupakan salah satu dari tiga festival terbesar Jepang utara. Yang menjadi ciri khasnya adalah 46 lentera yang dipasang pada kerangka besar yang dibuat dari batang-batang bambu (kanto) setinggi 12 meter. Para pembawa kanto ini menunjukkan kepiawaian mereka menjaga keseimbangan, meletakkan kanto di telapak tangan, dahi, bahu, atau pinggang. Setiap kanto bermotif khusus, biasanya melambangkan panjang umur dan panen berlimpah

9. Nebuta Matsuri (1-7 Agustus)
Diadakan di Aomori dan Hirosaki. Iring-iringan kendaraan hias bergambar makhluk raksasa penyebab kantuk di musim panas. Festival ini dimaksudkan untuk mengusir makhluk ini. Kata “nebuta” berasal dari “nemuri” (kantuk). Banyak sekali orang yang ikut menyaksikan festival ini setiap tahunnya.



- Copyright © reza avril blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -