- Back to Home »
- pidato
Posted by : reitza haikal
Saturday, April 26, 2014
Salam pembuka :
Asalamu’alaikum Wr. Wb.
Mukadimah (boleh ada boleh tidak):
Bismillah Alhamdulillah Lahaula Wala Kuata Illa Billa Ama Ba’du
Sapaan penghormatan :
Yang terhormat Dewan Juri
Yang saya hormati Guru Pendamping
Tak lupa Peserta Lomba yang berbahagia
Ucapan puji syukur dan shalawat salam. Untuk shalawat salam boleh ada boleh tidak :
Marilah
kita memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada
kesempatan kali ini kita dapat berkumpul dalam acara Lomba Bulan Bahasa
Tingkat Kota Pekalongan Tahun 2010.
Tak lupa sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan
syafaatnya di zaman akhir nanti. Amien..amien Ya Robbal Alamien.
Isi
Paragraf pembuka :
Dewan Juri, Guru Pendamping, dan Peserta Lomba yang Berbahagia …
Perkenankanlah saya pada kesempatan kali ini menyampaikan uraian pidato yang bertema Negeriku Indonesia, Surga Warisan.
Isi
Paragraf isi :
Enam puluh lima tahun sudah sangsaka merah putih berkibar di bumi
persada tercinta. Cucuran darah dan air mata mewarnai perjuangan para
pahlawan bangsa demi marebut kemerdekaan. Kala itu semboyan kita adalah
“merdeka” atau “mati”.
Tatkala kemerdekaan telah berada di tangan, gegap gempita, suka cita,
bergemuruh di dada rakyat Indonesia. Tujuh Belas Agustus Seribu Sembilan
Ratus Empat Puluh Lima tersemat sebagai hari keramat bagi bangsa
Indonesia. Indonesia merdeka. Dada membusung, kepala mendongak, citra
negeri terangkat.
Kebanggan akan keanekaragaman suku dan budaya yang tiada tandingannya.
Kebanggaan akan negeri yang subur nan elok, sarat oleh kekayaan alam
yang melimpah ruah. Pesona negeri ini pun menebar harum ke penjuru
dunia.
Negeri yang menghijau dari daratan Aceh hingga pegunungan di Merauke.
Negeri yang keindahan lautnya menyebar dari selat Malaka, ke laut Jawa,
hingga laut Banda. Negeri yang kandungan alamnya menyebar dari ujung
Caltex (Riau) ke kandungan minyak di Blog Cepu, hingga Freeport (emas
dan tembaga) di kaki bukit Jaya Wijaya Papua.
Negeri yang subur akan beragam tanaman (janggung, padi, kacang,
kedelai, cengkeh, pala, kopi, kelapa) tersebar dari ujung Pulau We
sampai perbatasan Papua Newguine. Negeri yang mengundang decak kagum
penghuni negara lain di seantero belahan dunia.
Hadirin yang saya hormati …
Inilah
Indonesiaku, surga warisan. Negeri yang teramat kucinta meskipun semua
kebangaan, keindahan, dan segala pesonanya itu hanya merupakan
puing-puing masa lalu yang terlanjur menjadi dongeng sebelum tidur.
Kini, surga itu telah hilang ditelan amukan zaman dan murka sang waktu.
Sungguh
ironis, bangsa Indonesia seakan tidak sanggup bangkit dari
keterpurukan. Satu per satu budaya dan aset bangsa dicuri dan diakui
bangsa lain. Perlahan-lahan semua kekayaan alam kita dipreteli dan
kehidupan anak bangsa dimarginalkan bertahun-tahun. Bukan hanya oleh
kaum imperialis tetapi oleh pengkhianat-pengkhianat bangsa yang tega
menjual aset-aset bangsanya sendiri.
Masya Allah, Indonesiaku sayang, Indonesiaku malang. Ingatkah kita, para ulama sering mengatakan bahwa hubbul wathân minal iman.
Cinta tanah air itu sebagian dari iman. Apakah iman masyarakat
Indonesia sekarang ini mulai terkikis seiring derasnya arus globalisasi?
Rekanku pelajar yang budiman …
Sebagai
generasi muda harapan bangsa, menjadi sosok yang pintar saja tidaklah
cukup. Akhlak mulia dan budi pekerti luhur sangat dibutuhkan untuk
mewujudkan suatu dunia peradaban yang adil dan sejahtera. Negeri kita
membutuhkan generasi-generasi yang dapat mencintai tanah airnya dengan
sepenuh hati. Tanpa pamrih membangun surga warisan ini demi
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Surat (Al-Baqoroh: 257) yang berbunyi :
Artinya “Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)”
Negeri
kita membutuhkan orang-orang yang berilmu dan beriman. Hanya generasi
yang berilmu dan beriman yang dapat menyelamatkan dunia peradaban
Indonesia dari carut-marut kezaliman dan keangkaramurkaan.
Isi
Paragraf Penutup
Marilah
rekan-rekanku kita belajar giat agar menjadi generasi yang berilmu.
Sebagai tiang utama adalah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT,
Tuhan YME perlu ditingkatkan. Keduanya harus saling selaras mengisi
rongga kehidupan kita sebagai penuntun dan pedoman untuk menjadi manusia
yang lebih baik yang akan membawa nahkoda negeri ini ke arah yang lebih
baik pula.
Demikianlah uraian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga memberikan manfaat. Kurang lebihnya saya memohon maaf.
Salam Penutup
Bilahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.